Kamis, 02 Maret 2017

MADU HITAM BADUY

Madu hitam Baduy berasal dari pedalaman hutan larangan yang hanya boleh dimasuki orang Baduy Dalam. Madu hitam dihasilkan oleh sekelompok lebah liar yang mengkonsumsi nektar dari kuncup bunga pohon Pelawan, bunga singkong karet, Paitan, Kaliandra, dan Mahoni. Ini yang menyebabkan adanya rasa pahit dan warna hitam dari madu tersebut.

Madu hitam mempunyai kandungan Alkaloid tinggi. Alkaloid adalah bahan obat yang mempunyai fungsi sebagai anti infeksi dan juga antibiotik alami yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Madu Hitam Pahit berguna sebagai detoks, pencegahan serta penyembuhan.

GEOGRAFIS & DEMOGRAFI WILAYAH KANEKES

Orang Baduy menempati wilayah Desa Kanekes. Wilayah ini dijadikan Desa Definitif (ditetapkan menjadi sebuah Desa) pada tanggal 10 April 1986.

Secara administratif, kini wilayah Desa Kanekes termasuk dalam Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten dengan luas mencapai 5.136,58 hektar yang terbagi menjadi dua bagian; ± 3.000 hektar berupa hutan tutupan (hutan Lindung), selebihnya merupakan tanah garapan dan pemukiman.

FILOSOFI URANG BADUY

Di tengah derasnya perubahan zaman, orang-orang Baduy tetap mencoba bertahan menjaga tradisi leluhur dan keselarasan alam. Kebahagiaan mereka berbeda dengan standar kebahagiaan kita. Tidak dapat diukur dengan materi. Bagi mereka, dunia ini hanya titipan dan sifatnya sementara.

ASAL USUL & SEBUTAN ORANG BADUY


Salah satu tulisan paling awal mengenai komunitas Baduy adalah tulisan yang berasal dari laporan C.L. Blume ketika ia melakukan ekspedisi botani ke wilayah tersebut tahun 1822. Blume menulis:

“…di pangkuan rangkaian pegunungan yang menjulang di Kerajaan Banten, Jawa bagian barat… kami mendapati beberapa kampung yang dengan sengaja telah bersembunyi dari penglihatan orang luar… Di sebelah barat dan di selatan gunungnya.. yang tidak dijelajahi oleh ekspedisi Hasanudin… dalam sebuah kegelapan hutan yang sangat lebat, mereka nyatanya masih memuja Dewa-nya selama berabad-abad..”